Ketika seorang
awam mendengar istilah rekayasa sosial pasti terbesit dalam benak bahwa
ada sebuah manipulasi didalamnya.karena istilah rekayasa lebih familiar
diartikan sebagai sebuah manipulasi, sebuah manipulasi yang melibatkan banyak
individu, karena kata sosial lebih identik dengan banyak orang. Jadi secara
awam rekayasa sosial dapat diartikan sebagai manipulasi yang melibatkan banyak
orang atau manipulasi yang ada dalam sekelompok orang atau masyarakat.sedangkan
Dalam sebuah karyanya yang berjudul rekayasa sosial karya jalaludin rakmat telah dijelaskan bahwa rekayasa sosial adalah
sebuah proses perancangan kondisi sosial
agar tercipta kondisi seperti
yang diharapkan, hal ini muncul ketika kondisi faktual tidak berjalan seperti
yang diharapkan, atau adanya perbedaan antara kenyataan dengan keinginan.
Adanya perbedaan inilah yang disebut dengan masalah.
Saat reformasi
’98 negara kita mengalami perubahan sosial. Sebelum reformasi pun sebenarnya
sudah terjadi perubahan sosial meskipun amat berangsur-angsur. Perubahan sosial
yang terjadi tanpa sepengetahuan kita disebut unplanned sosial change
(perubahan sosial yang tak terencana). Ada juga yang kita rencanakan, kita
desain, dan kita tetapkan tujuannya, dan disebut planned social change
(perubahan sosial yang terencana).
Pada umumnya,
masyarakat mengharapkan adanya perubahan sosial ke arah pencapaian
kesejahteraan, kemandirian, dan keterbukaan yang mampu mengatasi
problem-problem sosial. Oleh karena itu perubahan sosial harus dapat dilakukan
secara berkesinambungan dan terencana. Dan untuk mendukung upaya tersebut,
diperlukan sebuah rekayasa sosial berdasar cara pikir yang benar.contoh
kasusnya mungkin yang sangat dekat dengan kita adalah kemiskinan, kemiskinan
adalah problem sosial yang nyata di indonesia ini sebagai negara berkembang.
Karena prodi
saya berhubungan dengan masalah ekonomi, maka dapat saya gambarkan sedikit yang
berkaitan tentang ekonomi, yaitu lebih dekat dengan yang namanya kemiskinan. Dalam
ekonomi ada suatu istilah yang dinamakan “lingkaran
setan”. Apakah lingkaran setan itu sendiri berikut gambarannya. pendidikan
rendah menyebabkan SDM rendah, SDM rendah Menyebabkan produktifitas rendah,
produktifitas rendah meyebabkan pendapatan rendah, pendapatan rendah
menyebabkan jaminan kesehatan rendah, jaminan kesehatanrendah menyebabkan
kemiskinan, dan kemiskinan menyebabkan pendidikan rendah,,, dan seterusnya.
Ketika sebagai
warga pergerakan melihat seperti itu apakah kita cukup hanya diam saja? dan
pastinya masyarakat pun jenuh dengan kondisi siklus yang berputar seperti hal
ini, harus ada perubahan untuk kedepannya, untuk merubah kondisi seperti ini
.usaha dapat dilakukan dengan berbagai langkah, antara lain dengan sebuah
perubahan nyata, yang dimulai dengan sebuh ide, ide yang kongkrit,dan hal ini
harus didukung dengan perubahan individu
dan kelompok.proses perubahan inilah yang disebut dengan rekayasa sosial, maka
rekayasa sosial diperlukan ketika ada gep antara keinginan dan kondisi faktual.
Dan menurut saya anggapan mahasiswa dikatakan sebagai Agen of change, itu sudah
tidak relevan lagi pada dewasa ini. Sebagai mahasiswa harus mampu menjadi Sang
create of change (kreator perubahan).
Sebagaimana
Dalam penggalan surah Ar-Rad ayat 11 yang terjemahannya sbb:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” QS 13:11
Dari ayat
diatas dapat dikaji bahwasanya, Allah azza wa jalla tidak akan mengubah nasib
suatu kaum atau kita bisa sebut masyarakat, sebelum kaum tersebut berusaha
untuk mengubahnya. Hal ini dapat menjadi dasar betapa perlunya sebuah rekayasa
sosial, karena rekayasa sosial adalah proses upaya manusia untuk mengubah
kondisi faktual menjadi kondisi yang diharapkan. Dan Allah pun akan meridhoi
perubahan yang terjadi ketika kaum tersebut berusaha untuk merubahnya.
Berbicara
masalah pelakunya tentunya PMII harus melakukan perubahan itu semua. PMII sudah
mempunyai modal besar untuk melakukan itu. Soekarano mengatakan berikan aku
sepuluh pemuda niscaya akan ku goncangkan dunia. Jika dilihat PMII sudah
memiliki ribuan pemuda yang tersebar dari seluruh indonesia tentunya ini harus
mampu menjadi kekuatan bersama. Dengan kunci Semangat dan Komitmen bersama.