Tuhan Yang Maha Esa. Powered by Blogger.
RSS

Kartini saat ini?

Sinta Nuryah Wahid istri mantan presiden KH. Abdurahman Wahid atau lebih akrab disapa dengan Gus Dur yang tidak diragukan lagi kebesaran ketokohannya. Nilai-nilai perjuangannya yang digelorakan untuk merajut perbedaan yang saat ini semakin menunjukkan garis yang tebal. Sebagai seorang perempuan yang menjadi istri tokoh yang besar tentunya menjadi tugas yang sangat berat, karena apapun yang dilakukan pasti akan ikut menjadi sebuah sorotan setiap orang. Sudah sewindu Gus Dur meninggalkan kita semua. Bukan harta melimpah yang beliau wariskan kepada orang-orang terdekatnya terlebih bagi keluarganya, seperti tokoh-tokoh lainnya. Tapi warisan itu sebuah spirit perjuangan untuk terus selalu menebarkan benih-benih kedamaian. Dibalik perjuangan Gus Dur tersebut tentunya ada seorang yang terus selalu mendampingi dan mendukung segala perjuangannya. Beliau adalah Sinta Nuryah wahid seorang perempuan yang dengan sabar dan rela berkorban menemani segala aktifitas kemanusiaan Gus Dur. Kini Gus Dur memang sudah tiada tapi warisan-warisan itu masih tertinggal dan kini Ibu sinta nuryah terus meneruskan segala perjuangan dalam kemanusiaan. Terlahir menjadi seorang perempuan dengan usia yang tak lagi muda, dan kemana-mana harus menggunakan kursi roda tak mengurangi sedikit pun semangat ibu sinta untuk terus selalu berjuang. Kerap beberapa kali mendapat kritik dalam melakukan kegiatan kemanusiaan, tapi justru kritikan itu menjadikannya kuat untuk terus menjadi perempuan tangguh. Kini gerakan beliau mendapatkan sebuah apresiasia besar dengan menjadikannya satu diantara 100 orang yang berpengaruh didunia versi majalah Time. 

Hari ini tanggal 21 April orang-orang memperingatinya sebagai Hari kartini seorang tokoh perempuan tangguh yang memperjuangkan hak-haknya. Banyak sekarang orang-orang berbicara masalah emansipasi maupun kesetaraan Gender. Dengan memandang penuh bahwa hak-hak perempuan maupun dan laki-laki sama. Memabg kondisi saat ini dengan kondisi ketika sudah berbeda. Dulu kartini mendapat belenggu terhadap hak-haknya untuk mendapat akses pendidikan. Kartini beranggapan perempuan juga harus cerdas. Tetapi kondisi saat ini meskipun tidak semuanya banyak yang salah menafsirkan segala apa yang menjadi cita-cita kartini. Yang muncul justru terjadi adalah adanya sebuah tafsir menjadi bias gender. Ketika perempuan sudah mendapatkan Hak-haknya  yang sama dengan laki-laki tapi justru melupakan kewajibannya sebagai seorang perempuan. 

Nah, semoga dihari kartini kali ini menjadi sebuah refleksi bagi kita semuanya, kita bisa kembali lagi mengambil contoh sosok ibu sinta. Sebagi perempuan beliau tetep mampu melakukan aktifitas-aktifitasnya yang sama melakukan perjuangan seperti suaminya "Gus Dur". Ini menunjukkan bahwa posisi menjadi seorang perempuan bukan berarti menjadikan dirinya lemah dalam menjalankan setiap perjuangan seperti halnya seorang lagi. Tapi bu sinta juga juga menyadari bahwa dalam dirinya juga masih mempunyai keluarga yang harus mendapatkan perhatiannya. Dikutip dari CNN indonesia ibu Sinta juga memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Dalam satu talkshow ia menyatakan bahwa dirinya menolak poligami. Hal tersebut diungkapkan, setelah dirinya mendengar soal seorang pria yang dikabarkan bisa adil terhadap 12 istrinya

Bagi saya bu sinta adalah salah satu kartini masa kini. Bu sinta telah berhasil menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya sebagai seorang perempuan, terlebih perempuan yang mempunyai sebuah keluarga besar. Bu sinta telah berhasil menjadi seorang ibu yang mampu menjadi madrasah bagi anak-anaknya yang semuanya juga perempuan. Meskipun menjadi seorang perempuan tapi berani tampil dihadapan publik tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu.
Mengenang Kartini tidak sama dengan bersanggul dan berkebaya. Mengenang
Kartini - salah satunya adalah melanjutkan perjuangan literasinya.
Membaca dan menulis untuk suarakan keadilan dan kebermanfaatan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0