tak ada kasih tak ada cinta
tak ada doa tak ada harap
tak ada duka tak ada derita maka tak ada air mata
melebur menjadi satu dalam sebuah kata-kata
tangisan anak negeri kian melengking
berbaur menjadi asa satu dalam isapan jempol belaka
tak ada judul
parodi negeri
lorong panjang ku tapaki
menyesatkan labirin itu tak kunjung henti
gundah terasa hati terjaga
nafas sengal sesak di rongga dada
ratu adil sudah tak lagi buta
ataukah mungkin punya mata ketiga
tapi siapa...
tapi kenapa....
tapi bagaimana...
tapi mengapa....
ataukah ada apa?
timbangan dirumahku sudah tergadai
hanya dengan sebuah sandal jepit
ataukah mungkin itu menjdi simbol
suka menginjak dan menjepit
pisau tak lagi bermata dua
siapakah yang sudah membuatnya kethul
apakah tak sering di asah.....?
mbok minah pun tak lagi tersenyum
tulang pipi yang dibalut kulitnya keriput basah terkena air matanya
tertatih nestapa dalam derita
waktu yang tinggal hitungan detik terpaksa mersakan nikmatnya dikamar besi
yang disebabkan 3 buah kakao
inilah dongeng kecil dinegeri kami
7012012
Abu-abu
Aneh bin nyata
suara kaleng kosong terdengar merdu
membangkitkan hasrat menjawab sebuah teka-teki
bisikan-bisikan kecil memenuhi gendang telingaku
kutatap elok mawar itu
tak kuasa jemari ini menyentuh
duri itu membuatku kerdil
kupunguut nyaliku yang tercecer
kuBuat senjata
ingin hati panah arjuna
beban berat menahan kaki
langkah sepi dipersimpangan pikiran
diiringi getar tubuh menyelimuti
mata linglung kemeja
sumber ilmu sebagai saksi bisu
mawar depan mata entah kemana
bom waktu terus berjalan
beriringan dengan jengkal pikiran
Dum.... Dumm.... Dumm
bom itu menampakkan jati dirinya
seakan menghapus sejuta asa
menjawab sertibu pertanyaanku
tlah kubiarkan semua
tertata rapi di ubun-ubun ini....