Teringat beberapa kali mendengar kata-kata orang jawa, jika seorang bapak itu
kaya, anaknya yang menikmati, dan keturunan selanjutnya yang menghabiskan
semuanya. Kelihatannya ungkapan itu sepertinya berlaku untuk negeri kita saat
ini. Negeri ini memang kaya, tetapi dari generasi ke generasi penerusnya yang
ada hanya bisa menghabiskan tanpa memikirkan apa yang bisa diwariskan untuk
anak cucunya nanti.
tingkah pola seorang pemimpin yang suka mempermainkan rakyatnya. Menambah panjang sulitnya negeri ini untuk benar-benar pantas menyandang kata apa yang disebut dengan “MERDEKA”. hal ini mengingatkan saya pada salah satu puisinya gus mus :
tingkah pola seorang pemimpin yang suka mempermainkan rakyatnya. Menambah panjang sulitnya negeri ini untuk benar-benar pantas menyandang kata apa yang disebut dengan “MERDEKA”. hal ini mengingatkan saya pada salah satu puisinya gus mus :
Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
Atau aku harus bagaimana
Pada puisi itu digambarkan pemerintah seperti plin-plan dan tak
punyaprinsip. dan itu masih relevan unuk menggambarkan keadaan saat ini,
padahal puisi dibuat pada orde baru dahulu.
Hal-hal itulah yang nantinya penyebab bahaya
apabila mengahsilkan pemimpin yang nantinya akan memimpin negeri. Ketika masa
kecil tidak mengaktualisasikan diri secara sempurna, ketika menginjak dewasa
akan mengeskpresikannya ke hal2 yang lain.
Ketika itu semua terjadi
yang ada yang ada tidak berjalannya suatu fungsi kepemimpinan negeri ini. Ada adagium
teori sosial menyatakan, sesuatu akan tetap ada kalau dia berfungsi, kalau
sampai hari ini pemimpin negeri ini ada, maka berarti ia berfungsi. Kemudian banyak pihak menggugat,
fungsi apa yang sedang telah dilaksanakannya. Semua telah
berkepentingan pribadi untuk memperkaya diri sendiri. Pengaruh-pengaruh
kapitalis dan neoliberism telah mulai meronrong masuk dalam setiap lini. Kalau
boleh meminjam istilah Hal ini seperti halnya sebuah “kudeta konstitusional”.
Kemal mustafa attarturk mengatakan tidak penjajah dan orang yang dijajah, yang ada hanyalah orang yang membiarkan dirinya dijajah. Kata-kata itu mengajarkan kita untuk selalu terus bergerak, untuk mengejar kemerdekaan yang sesungguhnya. Karena sesungguhnya meraih kemerdekaan tak akan pernah usai. Untuk menuju itu semua hal yang harus kita lakukan yaitu bangun dari penjajahan berupa kebodohan.
Kemal mustafa attarturk mengatakan tidak penjajah dan orang yang dijajah, yang ada hanyalah orang yang membiarkan dirinya dijajah. Kata-kata itu mengajarkan kita untuk selalu terus bergerak, untuk mengejar kemerdekaan yang sesungguhnya. Karena sesungguhnya meraih kemerdekaan tak akan pernah usai. Untuk menuju itu semua hal yang harus kita lakukan yaitu bangun dari penjajahan berupa kebodohan.
BERGERAK MELAWAN, ATAU DIAM TERTINDAS!!!!!!!!!!!!!!!!
Nyanyian
sebuah nyanyian dari yang dicuplik dari pcpmiipurwokerto.wordpress.com,
KOLAM SUSU ……… katanya
Bukan mainan ini
negaraku
Janganlah kau korupsi
Indonesiaku
Ada bawang, ada daging
kau korupsi
Hidup rakyat kau buat
seperti ini
Orang bilang tanah kita
tanah syurga………… (katanya)
Tapi utangnya sangat
luar biasa
Orang bilang tanah kita
tanah syurga………… (katanya)
Harta negara dikorupsi
semua