Senin, 18 Juli 2016, merupakan hari yang spesial bagi mereka yang hari pertama kali masuk sekolah. Tidak hanya siswa-siswi yang merasakan ekspetasi ini, tapi juga orang tua yang punya anak dan kebetulan hari ini adalah hari pertama anaknya merasakan bangku sekolah. Para orang tua dengan senang hati mengantar anaknya yang baru pertama kali merasakan sekolah. Bahkan bapak menteri sendiri sampai mengeluarkan surat edaran mengijinkan para pegawai negeri untuk mengantarkan anaknya dalam merakasan sekolah di hari pertama. Disamping ekspetasi hari pertama sekolah ini ternyata banyak orang kreatif yang membuat cerita-cerita lucu. cerita ini menyebar lewat berbagai dunia maya, salah satunya yang paling ramai melalui grub WA. ini ada beberapa cerita lucu yang turut mewarnai hari pertama sekolah ini.
Hari ini indonesia mulai hari pertama sekolah...
_*Guru :*_
_Siapa namamu, nak .... ?_
_*Murid :*_
_Ibu Guru boleh panggil saya ANGEL (malaikat), kalo Mama di rumah panggil saya Dika, Papa panggil saya dengan panggilan sayangnya, Dani_
_*Guru :*_
_Wah, banyak sekali panggilan namamu, bagus-bagus lagi_
_Pasti namamu panjang dan cantik_
_Pandai sekali orang tuamu buat nama untukmu_
_*Murid :*_
_(Tersenyum malu)_
_*Guru :*_
_Lalu nama lengkapmu siapa, nak .... ?_
_*Murid :*
_ANGEL DIKANDANI , Bu °°°°_
guyonan yang kedua yaitu, ada semacam berita yang menceritakan bahwa ada larangan disalah satu sekolah bahwa siswa tidak boleh memakai jilbab. dan memang betul karena ternyata yang boleh memakai jilbab hanya siswi. dari pada saya cerita sendiri tapi ternyata garing langsung cek saja secara lengkap ceritanya di bawah ini.
```Kaget juga hari pertama nganter anak ke SMP Negri sudah disuguhi Peraturan Larangan Memakai Jilbab di Sekolah.
Para orang tua diingatkan untuk memperhatikan aturan baru yang di berlakukan di sekolah yaitu tentang pelarangan memakai jilbab bagi siswa SD, SMP dan SMA :
1. Siswa dilarang memakai jilbab selama mengikuti pelajaran atau berada di lingkungan sekolah.
2. Bagi yang melanggar akan dikenakan sangsi keras bahkan dapat dikeluarkan dari sekolah.
3. Apabila ditemukan siswa yang diam diam tetap memakai jilbab maka akan dilakukan perampasan secara paksa.
4. Yang boleh memakai jilbab hanya Siswi.```
Hari pertama sekolah
Belajar dari Soekarni
Filosofi Kupat
sumber FP: Kongkow bareng Gus Dur,
Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup ini dan yang paling pahit adalah berharap pada manusia, "Ali bin Abi Tholib"
Tadarus Ilmiah 9 Nilai Utama Gus Dur
Minggu, 3 Juli 2016, seperti biasa setiap hari smartphone ibarat menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan bagi hidup saya, ibarat kata sudah seperti istri sendiri (lebay sedikit, hehehe). hampir tiap beberapa menot sekali memantau apa yang jadi perbincangan di beberapa grub WA yang terpasang pada smartphone. Bagi saya namanya smartphone harus bisa memberi manfaat lebih bagi saya, maka dari saya terus berusaha menggunakan smartphone ini untuk hal-hal yang positif. malam ini kebetulan pas ada waktu luang tal seperti biasannya disibukkan dengan wira-wiri demi kemaslahatan umat. untuk mengisi waktu kosong saya mencoba lihat beberapa grub WA. ternyata tak sia-sia. disalah satu grub WA saya, yakni Penggerak Gusdurian, pas ada diskusi tanya jawab online dengan mbak Alussa wahid, selaku Bu imam di Jaringan GusDurian ini. diskusi ini diawali prolog dari mbak alissa wahid.
pernah dengar kisah para pemuka agama antri di depan pintu surga kan. Joke GD yang ini, sangat menggambarkan soal pentingnya Prinsip (Nilai Luhur, Sunatullah) dalam kehidupan GD. Menurut GD, kita sering kehilangan inti/substansi, karena sibuk dengan prosedur dan tampak luar biasa.
Gus Dur adalah tokoh yang berlandaskan prinsip. Principle-centered, bukan power-oriented, politics-oriented, family-oriented. Orang yang hidupnya berorientasi power, dia akan mengukur semua aspek kehidupannya dalam kepentingan power. Uangnya digunakan utk memperkuat power. Jabatan dikejar utk mendapat power. Keluarga “dimanfaatkan” utk memperkuat power. Bahkan agama akan dia pakai untuk melegitimasi power. Ini contoh orientasi hidup.
Orang yg hidup berlandaskan prinsip maka segala sesuatu dalam hidupnya diukur & direspon menurut prinsip-prinsip. GD masuk golongan ini. Hampir 100 tokoh terlibat saat kami menyarikan apa saja prinsip hidup GD. Ketemulah 9 yang utama: 9 NUGD.
Jadi apapun konteksnya, semua hal dalam kehidupan berbangsa beragama, akan direspon oleh GD melalui Prinsip-prinsip hidup ini. Makanya ruang gerak GD kemudian menjadi sangat luas: membela Inul sampai bangsa Papua, agama sampai HAM, lokal bingit sampai global.
Jaringan Gusdurian sejak awal memilih untuk mengikuti cara pandang ini, bukan memilih ruang gerak. Jadi isu kita bukan hanya demokrasi, atau konflik antar umat agama, atau intoleransi. Tetapi bisa isu apa saja, dengan merujuk pada 9 NUGD sebagai cara pandang kita melihat persoalan.
Saudara kita di FNKSDA berfokus pada isu konflik SDA. Wahid Foundation (dulu WI) berfokus pada isu Islam ramah & advokasi kemerdekaan beragama. Kita di JGD tidak. Batasan kita hanya non politik praktis saja. JGD tetap berpolitik kebangsaan, tapi tidak berpolitik praktis. Ini pilihan sadar dalam diskusi pembentukan jaringan gusdurian di jakarta yang dihadiri kang savic ali, mas luthfie jepara, kang saiful huda shodiq, mas zastrouw, kawan2 santri gus dur ciganjur, dll. Bahkan tuntutan dari hadirin karena waktu itu masih ada kecemasan bahwa ini akan dijadikan kendaraan politik.
Di Ciganjur sendiri, kami memotret gerakan GD dalam 4 gelombang: GD sebagai mujadid dan tokoh gerakan islam transformatif sejak tahun 70an, GD sebagai tokoh gerakan masyarakat sipil sejak tahun 80an, GD sebagai tokoh gerakan politik termasuk di akhirnya menjadi politisi praktis sejak th.90an, dan GD sebagai pejuang kemanusiaan.
Jadi soal non politik praktis ini bukan soal alergi ya. Tetapi soal pilihan gerakan saja, untuk menyatukan gelombang yang lain dan "mensterilkannya" dari dinamika politik praktis. demikian soal 9NUGD dan mengapa ini penting bagi JGD.
Poin pentingnya: JGD adalah gerakan berbasis NUGD, lintas isu, dan selalu menggunakan cara pandang sesuai dengan 9NUGD.
setelah prolog selesai selanjutnya ada beberapa pertanyaan yang muncul, yang dilontarkan melalui moderator, diantaranya sebagai berikut.
Begini mbak, kemarin kami sempat memberikan kesempatan kepada teman-teman untuk bertanya tentang 9 NU GD. Nah, banyak pertanyaan dari teman-teman yang masuk, Mbak. Diantaranya ada Mas #Bahar, Gusdurian Solo. Pertanyaannya begini mbak..
1. Dalam nilai ketauhidan sebagai landasan awal pada 9 nilai utama Gus Dur, menjelaskan bahwa Gus Dur melampaui kelembagaan dan birokrasi agama. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketauhidan merupakan kesadaran makhluk akan keberadaan Tuhan. Bukan hanya sekedar pengucapan atau penghapalan. Nah, bagaimana penerapan bertauhid dalam tatanan kehidupan sekarang? Mengingat propaganda dari agamis kanan yang sangat gencar dilakukan melalui media apapun, bahkan telah memasuki ruang di tv yang bisa diakses oleh siapapun menjadi sebuah kekhawatiran.
2. Bagaimana penerapan keadilan yang sesungguhnya? Dalam hukum, dikenal hukum harus memenuhi 3 hal yaitu kemanfaatan, keadilan dan kesejahteraan. John Rawl, yang masih dijadikan panutan dalam hal teori keadilan terlalu memihak kepada kapitallisme. Nah, lalu bagaimana nilai keadilan yang harus diterjemahkan dalam salah satu nilai utama Gus Dur?
Bagaimana menurut Mbak Alissa. setelah pertanyaan dilontarkan kemudian mbak alissa menjawab satu persatu.
Pertanyaan 1, soal Ketauhidan. Dalam kehidupan dan perjuangannya, Gus Dur meletakkan ketauhidan sebagai sumber utama prinsip-prinsip hidup GD lainnya. GD meyakini bahwa agama merupakan tuntunan untuk kita mengimplementasikan keimanan kita kepada Allah SWT, tetapi bahwa intinya adalah keimanan tersebut.
Karena itu GD concern saat agama didahulukan di atas keimanan. Contohnya menurut beliau, perjuangan untuk menggelorakan syariat Islam haruslah pada ranah kultural. Bagaimana setiap muslim hidup dengan prinsip syariat dalam kesehariaannya. Bukan dijadikan hukum formal apalagi ideologi negara, karena bila demikian, agama akan menjadi alat kekuasaan saja. Digunakan untuk menindas warga, atas nama Tuhan.
Karena itu GD concern saat agama didahulukan di atas keimanan. Contohnya menurut beliau, perjuangan untuk menggelorakan syariat Islam haruslah pada ranah kultural. Bagaimana setiap muslim hidup dengan prinsip syariat dalam kesehariaannya. Bukan dijadikan hukum formal apalagi ideologi negara, karena bila demikian, agama akan menjadi alat kekuasaan saja. Digunakan untuk menindas warga, atas nama Tuhan.
contoh paling kuat saat ini adalah Aceh. Syariat Islam menjadi alat untuk melegitimasi kebijakan2 tidak rasional seperti perempuan harus duduk menyamping di atas motor. Bahkan dalam konteks penutupan warung kopi antara maghrib & isya, yang ada jadi munafik semua: pintu depan ditutup, tapi warkop di dalam rame. Coba bayangkan bila yg terjadi adalah sebaliknya: warga begitu bergelora semangat beribadahnya, dan menutup sendiri warung2 antara maghrib & isya. Itu ketauhidan in action.
Ketauhidan bagi GD pada intinya adalah untuk menegakkan Islam Rahmatan lil Alamin, Islam pembawa rahmat untuk semesta. Itulah kejayaan Islam yang sejati. Jadi setiap saat ada yang mengatasnamakan Islam tapi mengambil hak orang lain apalagi menindas, GD pasti lantang bersuara, karena begitulah perjuangan yang dipilih beliau.Kita harus bagaimana? Bagi yang muslim, saat sedang bertindak atas nama GDian, ya kembali ke prinsip di atas. Bagi GDian yang nonmuslim, monggo bentuk spiritualitasnya seperti apa.
Saya berharap kawan2 semua mau mengeksplorasi lebih dalam mengenai hal ini. secara personal maupun di komunitas/forum lokal gusdurian. Kita memang perlu selalu "mengasah gergaji" ketauhidan kita, agar selalu tajam.
Dalam semua konteks persoalan, apakah kita selalu menggunakan kacamata keadilan dalam merespon? Atau kadang-kadang masuk, kadang-kadang tidak, tergantung kebutuhan. Misalnya saat kita jadi Bupati atau Mentri apakah kita akan menentukan kebijakan berdasarkan kepentingan konstituen kita saja, atau berlaku adil bagi semua rakyat (dengan melakukan affirmative action terhadap konstituen).
Dalam konteks sederhana, ini akan menentukan sikap kita akan defensif atau fair dalam menyikapi konflik2 yang ada di sekitar kita. Begitu ya utk soal keadilan. Suatu ketika bisa undang mas Savic Ali untuk diskusi mendalami value ini.
Tanya 3. Thoriqoh. GD yang memang Nilai Utamanya adalah Pembebasan, meguru kepada semua guru dan mursyid, baik dalam ilmu2 duniawi maupun ukhrawi. Beliau meyakini kebenaran itu seperti patung yang perlu dilihat dari berbagai sudut. Demikian juga soal thoriqoh. Beliau dekat dengan TQN dan thoriqoh2 lainnya. Dalam bahasa Psikologi: eklektik.
Beliau meletakkan dirinya sebagai murid kepada semua yang dianggap berilmu, baik yang terkenal maupun tidak, tokoh yang besar maupun kecil, dst. Terakhir dari saya: Mendalami 9NUGD memang butuh proses. Jangan lupa bahwa kita semua individu dengan nilai2 yang berbeda. Secara pribadi, teman2 sah banget punya nilai yg berbeda.
Hanya saat bertindak mengatasnamakan JGD, kita meminta teman2 untuk setia kepada 9NUGD ini.
tidak terasa sudah 45 menit mbak alissa memberikan banyak penjelasan yang telah banyak memberi gambaran tambahan terkait pemahaman terhadap Gus dur. meskipun banyak pertanyaan yang belum dijawab tapi semua anggota grub merasa sangat puas sekali. ada yang mengusulkan memang tidak perlu panjang-panjang terkait waktu, yang terpenting yaitu selalu istiqomah.
asal mula tembang sluku-sluku bathok
Sunan Kalijaga: wayangku iki wayang innalillahi wa inna ilaihi roji'un, nanging iki yen ngene iki wong Jawa ora mudheng. Sak lajengipun Sunan Kalijaga musyawarah kaliyan Sunan Bonang dan Sunan Drajad.
Sunan Drajad ngendhikan: Nyuwun sewu Dimas Kalijaga, punika wayang innalillahi wa inna ilaihi roji'un yen wong Jawa ora mudheng? Supayane wong Jawa isa mudheng tak jenengi “Aja Lali Sangkan Paraning Dumadi”.
Lha ben uwong ki ora lali karo sangkan paraning dumadi, tak gaweke tembang (macapat).
Tembang macapat ki apa? Ben uwong isa slamet kudu isa maca barang papat.
Barang papat kuwi apa? Kancane nyawa sing medhun nang donya, manggon ing raga. Sing nang sisih tengen malaikat 2 jenenge Malaikat Khafadhoh, sing manggon nang sisih kiwa iblis 2 jenenge Jin Korin. Iki yen wong Jawa ya ra mudheng.
Pramila iki tak jenengi sedulur papat lima pancer. Yen masalah pancer iki yen awake dewe ora ngerti isa dadi perkara. Amarga ing wayah pancer iki merlokake samubarang, nggunakake kekuwatan sing tengen isa, nganggo kekuwatan sing kiwa uga isa.
Kayata, wong lanang kang nembe nandhang wuyung mring wong wadhon, arep nggunakake kekuwatan sing tengen iso, carane pasa 3 dina sing diwaca Ya Rohman Ya Rohim. Sesuk mesti wong wadhone ngomong “I love yau”. Nggunakake kekuwatan sing kiwa uga isa, carane puasa ngebleng 3 dina sing diwaca sun amantek aji, ajiku si jaran goyang. Ya padha-padha isa. Dadi padha-padha kelakone.
Dadi yen kyai sing tirakate kuwat ya padhang, dukun sing ora tau adus yen tirakate kuat ya padhang. Dadi padha-padha padhange, nggoleki pitik ilang takon kyai ya ketemu, takon dukun sing ra tau adus ya ketemu. Mung bedhane sing siji (tengen) kaya padhange lampu, sing sijine (kiwa) kaya padange omah kobong. Nggoleki pitik bengi-bengi nggawa lampu senter ya ketemu, nggawa blarak sing di gendel di obong ya ketemu.Lampune senter wutuh, blarake kobong entek.
Ya wis yen ngono Dimas Kalijaga, kanti kawitan iki tak gaweke meneh tembang (Maskumambang) medhune nyawa nang alam donya kanti di kapati,di pitoni di kanti waosan Qur'an lan solawat.
(MASKUMAMBANG) medhune nyawa nang alam donya kok mlebu nang ragane ibu dadi bayi, mengko yen lahir tak jenengi tembang (MIJIL)
(MIJIL): tegese bocah lahir rupa lanang rupa wedhok. yen lanang wedhus 2, yen wedok wedhus 1 di akeqohi di sahadahke ting Gusti ALLOH. Sakwuse (MIJIL) tembange (KINANTI)
(KINANTI): bocah cilik2 kuwi (Kinanti) kudu di kanti ahklaq di kanti agama. Mulakne kaya NU gawe TPA, TPQ, Roudhotu Atfal iku kanggo nrima kinanti2 iku. (Kinanti) cilik-cilik kok ora di ajar akhlak, ora dikanti agama mengko ndak mleset. Amarga menungsa arep mlebu tembang (SINOM)
(SINOM): bocah bakal dadi enom. Bocah yen enom ndablek, angel diwulang. Sakwuse kuwi tembange (ASMORODONO)
(ASMORODONO): bocah yen atine wis ke taman asmara, wis wiwit “jatuh cinta”, ora isa diajari. Wong tai kucing wae jarene rasa coklat. Bubar kuwi tembange (GAMBUH)
(GAMBUH): tempuk bocah lanang wadhon mbangun omah-omah. Diterusne tembange (DANDANG GULA)
(DANDANG GULA): dandang pahit, gua legi, yen entuk bojo pinter golek duwit, uripe rukun adem ayem kuwi entuk'e legi kaya gulo. Nanging yen entuk bojo kok gaweane ming tayuban, anane ming ngramal togel, bali2 nggablok, kuwi entuk'e pahit kaya dandang. Dadi wis bisa ngrasakne pahit legine urip. Diteruske tembang (DURMO)
(DURMO): wayahe darmakne raja brana, ilmu, khoirun nass anfa'uhum linnas. Banjur tembange (PANGKUR)
(PANGKUR): menungsa ngerti-ngerti mungkur seko donya. Paramila yen ndang mungkur golek dalan sing bener, mlebu masjid, nggolek ulama' sakdurunge kesusul tembang (MEGATRUH)
(MEGATRUH): copot raga sak sukmane. Paling keri tembange (PUCUNG)
(PUCUNG): menungsa ming di pocong sluku-sluku batok. Yen wis di pocong terus di lebokke nang lawang ciut.
Mula di jenengi BUYUT kuwi tegese siap2 mlebu lawang ciut. Yen wis mlebu lawang ciut ketemu karo Malaikat Munkar Nakir. Yen lali karo (SANGKAN PARANING DUMADI) nalika di takoni malaikat koko ra isa mangsuli, ya langsung di canggah karo malaikate. Dadi wareng wedi ndelok akherat, di udhek-udek nang neraka, di gantung kaya siwur, dithuthuki modal madil kaya tarangan bodol, ajur mumur kaya gedebhok bosok.
Dadi pangkate anak, bapak, simbah, buyut, canggah, wareng, udhek-udhek, gantung siwur, tarangan bodol, gedebok bosok. Iki lho piwulange para ulama mbiyen. Piwulang nganggo cara sing “luar biasa”. Dadi wong Jawa malah padha mudheng, padha guyup rukun, ora malah padha padu pinter-pinteran dalil lan hadist.
sumber: dari berbagai sumber,
Gus Mus : Aku Melihatmu
tersenyum bersama embun pagi
aku melihatmu
bernyanyi bersama burung-burung
aku melihatmu
bergerak bersama mentari bersama angin dan mega-mega
aku melihatmu
terbang bersama sekumpulan burung gereja
aku melihatmu
berenang bersama ikan-ikan dan lumba-lumba
meratap bersama mereka yang kelaparan
aku melihatmu
merintih bersama mereka yang kehausan
aku melihatmu
berdendang bersama ibu yang meninabobokkan anaknya
aku melihatmu
melangkah bersama hamba yang berjuang menggapai citanya
aku melihatmu dalam terang
aku melihatmu dalam ramai
aku melihatmu dalam senyap
kau melihatku.