Berbicara sejarah tragedi 1965, tak akan pernah ada habisnya. Perdebatan masalah mana yang benar dan mana yang sampai saat ini belum ketemu benang merahnya. Selain itu juga penyampaian sejarah yang beredar selama ini diyakini beberapa pihak masih terjadi semacam pengaburan. Sehingga efeknya terjadi "phobia" tersendiri jika mendengar "PKI". terlebih lagi isu tersebut dimanfaatkan beberapa pihak yang justru apabila bola tersebut dibiarkan menggelinding begitu saja akan menjadi bom waktu yang bisa meletus lagi tragedi berdarah 51 tahun silam.
maka dari Lakpesdam NU kabupaten Blitar pada sabtu, 13 agustus 2016 mempunyai kegiatan besar, yaitu mengadakan Bedah Buku yang ini berjudul Rekonsiliasi Kultural Tragedi 1965 catatan pengalaman syarikat Indonesia. Dalam kegiatan yang sukses bekerja sama dengan syarikat Indonesia ini dilatar belakangi oleh pentingnya memberikan pendidikan sejarah kepada para kalangan pemuda terutama kalangan mahasiswa NU. Ini diberikan untuk memberikan pendidikan supaya para pemuda saat ini tidak mudah terpecah belah oleh isu yang sempat beredar beberapa saat lalu, yaitu tentang akan bangkitnya kembali PKI di negeri ini. Dalam kegiatan yang diselenggarkan di Kampus stit al muslihuun ini, turut langsung menghadirkan ketua Syarikat Indonesia, Ahmad Murtajib, Mohammad asrofi selaku salah satu penulis di buku ini dan pengurus lakpesdam Nu kabupaten Blitar, Bapak munib selaku penggagas dan pelaku Rekonsiliasi di Blitar, dan bapak sukiman selaku mantan Aktifis Lekra. Buku ini mencatat sekaligus merekam kembali bagaimana kronologi rekonsiliasi Kultural yang dilakukan oleh Lakpesdam NU pada tahun 2000 hingga sekarang. Rekonsiliasi ini dilatar belakangi oleh betapa perlu diberikan pemahaman lebih kepada masyarakat terutama warga NU, karena sejarah telah mencatat selama ini yang mudah dibenturkan yaitu dari kalangan warga NU dan PKI. dimana pada buku ini juga dijelaskan perjalanan panjang dari proses rekonsiliasi yang dilakukan lakpesdam NU kabupaten Blitar pada waktu itu. cerita itu masih terdengar jelas dari bapak sukiman bagaimana situasi dan kondisi yang terjadi pada waktu itu. beberapa hasil dari rekonsiliasi kultural yang dilakukan pada waktu itu sudah bisa dilihat hingga saat ini. Dimana warga NU yang sering terjadi benturan dengan PKI dan menjadi semacam dendam mendalam sudah mulai mencair. Dimana dulu sebelum dilaksanakan rekonsiliasi warga Eks PKI ketika melihat orang-orang NU terutama pemudanya ada suatu amarah yang terpendam, tetapi sekarang setelah adanya rekonsiliasi semua itu sudah hilang dan bahkan sudah sering melaksanakan kegiatan bersama tutur bapak sukiman. banyak cara yang dilakukan pada waktu itu untuk melakukan Rekonsiliasi kultural seperti halnya melebur dengan masyarakat dengan mengadakan pertunjukan seni kentrung, pipanisasi, dan memberikan bantuan kredit kepada kelompok masyarakat disana
0 komentar:
Post a Comment