"Jangan bertanya apa yang negara berikan padamu, tapi kenapa tidak memberikan apa-apa dari dulu”
sudah menjadi rahasia umum, sudah 67 tahun lebih indonesia merdeka tapi kemerdekaan yang sesungguhnya masih jauh bisa dirasakan terutama untuk wilayah-wilayah terpencil. disini kita menyoroti tentang pembangunan yang sama sekali tidak merata. kita lihat saja hutan-hutan beton sudah berdiri kokoh dikawasan ibu kota, sementara itu kita lihat wilayah-wilayah terpencil terutama wilayah perbatasan sungguh sangat memprihatinkan. padahal itu ibarat rumah merupakan halaman terdepan yang selalu terlihat indah. jangankan disana, dijawa sendiri masih ada wilayah-wilayah yang harus diperbaiki, semisal fasilitas-fasilitas kesehatan dan pendidikan yang jauh dari kata layak. teringat lirik kecil lagu ibu pertiwi yang diciptakan oleh ismail marzuki berikuti ini:
- Kulihat ibu pertiwi
- Sedang bersusah hati
- Air matamu berlinang
- Mas intanmu terkenang
- Hutan gunung sawah lautan
- Simpanan kekayaan
- Kini ibu sedang susah
- Merintih dan berdoa
“Lihatlah rakyat terus bekerja, tiada kata putus asa, cintanya pada negeri tanpa syarat” itu dari tulisan @aniesbaswedan di harian Kompas (25 Juli 2011) berjudul ‘Peringatan Untuk Pemimpin’. kata-kata tersebut megisyaratkan betapa besar nasionalisme rakyat, terutama wilayah perbatasan yang tetap mencintai negara ini meskipun masih seperti dianak tirikan. tanggal 1 juni kemarin telah diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. banyak sekali kandungan maknanya dari pancasila itu. tapi saat ini pancasila hanya sebatas teks belaka. aplikasi keseharian dari isi pancasila itu semakin luntur. apalagi tentang masalah "keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia". jika dilihat keadilan itu masih mimpi.
Anak negeri yang mati di lumbung padi
Mengirim kabar pada pertiwi
Negara gagal melindungi kami
Masyarakat adil makmur hanya mimpi
(kill the dj)
linkhttp://killtheblog.com/2011/09/09/negara-dalam-keadaan-bahaya/
0 komentar:
Post a Comment