Tuhan Yang Maha Esa. Powered by Blogger.
RSS

Nahi Munkar dari Kejahatan Narkoba



Pemuda adalah tulung punggung bangsa. Pemuda adalah masa depan bangsa. Sedemikan pentingnya kedudukan peran pemuda, sehingga Bung Karno mengatakan, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia” (Bung Karno, Penyambung Lidah rakyat). Selain itu Bung karno juga berucap dalam pidatonya, “Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung semeru. Beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku goncangkan seluruh Dunia.
Kedudukan dan peran pemuda memang sangat vital dalam pembangunan sehingga masa depan bangsa berada di tangan mereka. Di pundak mereka harapan dan cita-cita bangsa ini digantungkan. Sehingga dituntut berperan aktif dan tampil di garda terdepan pembangunan bangsa, baik fisik maupun mental spiritual atau karakter.
Dalam dewasa ini, akan Tetapi tantangan semakin kuat dalam perjalanan yang beriringan dengan arus globalisme mengakibatkan banyak sekali pemuda yang cenderung mulai menurun rasa nasionalisme. Padahal peran pemuda sangat dibutuhkan dalam proses mengawal perjalanan negeri ini.
Dalam situasi yang seperti ini ketika tidak ada benteng yang kuat dalam diri pemuda, maka yang terjadi akan membawa mereka kedalam sebuah tindakan yang cenderung mengarahkan kepada hal-hal yang bersifat negatif. Budaya-budaya yang bersifat hedonism turut menjadi sebuah gaya hidup yang terus diikuti. Ketika mereka merasa tidak bisa mengikuti segala perkembangan yang ada, dan mengarah pada tingkat stress maka larinya akan ke sebuah dunia gemerlap. Yang dianggap menjadi sebuah jawaban dan solusi dari segala permasalahan yang dihadapi.
Kita tahu sendiri ketika mereka sudah mengarah ke Dunia tersebut akan lebih dekat dengan yang namanya obat-obatan terlarang. Ini juga bukan sebuah karangan belaka, tetapi ini sudah mulai terlihat dari data-data yang ada bahwa pemuda saat ini darurat narkoba. Berdasarkan data dari Kompas, 11 Januari 2016, kepala BNN Budi waseso Mengatakan pengguna Narkoba di Indonesia meningkat hingga 5,9 Juta orang hingga pada bulan November 2015.
Ini merupakan  sebuah bom waktu yang bisa meletus kapan saja jika terus dibiarkan seperti ini. Ketika tidak segera ada tindakan nyata dari berbagai pihak untuk mencegah meluasnya hal ini.  Pada data BNN disebutkan tahun 2014, korban meninggal akibat narkoba juga cukup tinggi yaitu mencapai 33 orang per hari dan mencapai 12.044 orang dalam satu tahun.
Tidak hanya menyebabkan rusaknya mental pemuda negeri ini, kejahatan Narkoba juga membawa kerugian pada Negara mencapai Rp 63,1 triliun. Pemberian sanksi berupa hukuma mati kepada pelaku kejahatan narkoba tenyata juga tidak memberikan efek jera tersendiri. Tercatat sudah 10 orang yang di vonis hukuman mati.
Dalam lingkup yang lebih kecil, dalam hal ini wilayah Kabupaten Blitar. Dimana jika dilihat Kabupaten Blitar merupakan wilayah yang jauh dari Kota besar. Tetapi ternyata pengaruh dari narkoba ini juga tergolong banyak. Tercatat bahwa selama tahun  2015, ada penderita narkoba yang direhabilitasi di Kabupaten Blitar. Dan selama tahun 2016 samapi dengan april ada 15 orang pengguna, dari data tersebut 35 % pengguna sabu dan ganja, sisanya pil dobel L. Ini sangat ironi kita bisa bayangkan Blitar yang notabenenya sebuah kota kecil tetapi angka kejahatan narkobanya cukup tinggi. Blitar merupakan lahirnya para tokoh-tokoh besar. Dan harapanya suatu saat nanti akan lahir tokoh-tokoh besar lagi yang lahir dari Blitar. Maka dari itu persoalan yang menyangkut dengan narkoba tidak bisa dibiarkan lebih lama. 
Menanggulangi masalah ini harus dibutuhkan sinergisitas semua pihak. Tidak bisa dibebankan pada satu lembaga tertentu. Selain itu juga peran dari pemuda sendiri sangat dibutuhkan dalam mencegah efek dari merebaknya narkoba ini. Selain itu juga peran membumikan ajaran keagamaan diyakini mampu dapat mengurangi dan mencegah semakin meluasnya narkoba ini.
PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) adalah organisasi kemahasiswaan Nahdlatul Ulama yang berlandaskan Ahlussunnah wal jamaah yang mempunyai tujuan "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia". Berdasarkan tujuan yang tercantum dalam Ad/Art Bab IV dan pasal 4 tersebut PMII selalu berada dalam garda terdepan dalam memperjuangkan cita-cita bangsa ini. Karena PMII menyadari sendiri dalam kutipan lagu  Indonesia Raya yang berbunyi “bangunlah jiwanya, bangunlah badanya untuk Indonesia raya”. Dari sini dapat diambil pelajaran bahwa dalam membangun bangsa ini perlunya membangun Jiwanya, membangun mentalnya.
Dan dalam membangun tersebut harus dimulai dengan membangun jiwa pemudanya. Karena pemuda menjadi harapan bangsa ini dimasa mendatang. Ketika moral pemuda suatu bangsa sudah rusak, maka tinggal menunggu waktu saja hancurnya sebuah bangsa tersebut. Disini PMII dengan segala kelebihannya harus mampu mengaplikasi segala ilmunya terutama aswaja sebagai manhajul Fikr harus mampu menjadi perisai yang mampu menangkal segala bentuk kemungkaran. Kader PMII harus menjadi lilin-lilin kecil yang mampu menyinari lingkungannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Post a Comment